Perjanjian untuk membuat pemerintahan menyatu nasional Afghanistan di tandatangani, Ahad (21/9). Penandatanganan disiarkan segera di tv. Ke-2 kandidat presiden Ashraf Ghani serta Abdullah Abdullah setuju sharing kekuasaan dalam pemerintahan yang baru. Berdasar pada kesepakatan, Ghani bakal jadi presiden.
Sedang Abdullah bakal melakukan tindakan juga sebagai CEO (Chief Executive Officer) dengan kekuasaan setara perdana menteri. Jabatan itu adalah jabatan yang baru dibuat. Perjanjian di tandatangani saat sebelum hasil akhir penentuan umum diumumkan. Baik Ghani ataupun Abdullah sama-sama tuduh lakukan kecurangan dalam pemilu.
Penandatangan perjanjian dikerjakan di istana kepresidenan di Kabul. Keduanya terlihat berdampingan serta sama-sama memberikan pujian pada. Ide sharing kekuasaan itu pada akhirnya diraih sesudah audit menyeluruh nada delapan juta rakyat Afghanistan. Dengan demikian, tak ada lagi perselisihan pada ke-2 pihak. Isi perjanjian di buat untuk mengakomodasi ke-2 pihak serta hindari potensi kekerasan dari ke-2 kubu pendukung.
" Ke-2 kandidat sepakat 100 % pada segalanya, " kata juru bicara Ghani, Faizullah Zaki, Sabtu (20/9). Pembentukan pemerintahan menyatu dengan cara automatis bikin hasil pemilu tidak utama lagi. Pemerintahan menyatu bakal mempunyai menteri kabinet, termasuk juga CEO serta dua wakil yang dikepalai presiden yang bakal memutuskan strategis. Pekerjaan administrasi keseharian bakal dikerjakan oleh Dewan Menteri baru yang membawahi seluruhnya menteri. Dewan Menteri dikepalai CEO.
| Title | Kandidat Presiden Afghanistan Sepakat Berbagi Kekuasaan |
| Rating | 5 |
| Reviewer | Unknown |