Awas, Anak Bisa Agresif karena Tayangan Kartun

Nyaris tiap-tiap Komisi Penyiaran Indonesia keluarkan laporan perihal tayangan tv yg tidak layak dilihat anak-anak. Asosiasi Psikolog Amerika telah lakukan kajian perihal efek tayangan tv ke anak mulai sejak th. 1970.

Riset juga dikerjakan dengan cara terus-terusan sampai belasan th.. Pada th. 1982, National Institute of Mental Health mengidentifikasi pemicu paling besar yang dapat berlangsung pada anak yang banyak terpapar tayangan yang memiliki kandungan kekerasan di tv. Termasuk juga apabila kekerasan itu di sampaikan melalui tayangan kartun yang lucu.

* Anak bakal kurang peka pada penderitaan serta rasa sakit yang berlangsung pada orang lain.
* Anak jadi lebih takut pada dunia di sekitar mereka.
* Anak bakal condong lebih agresif atau bertindak yang membahayakan anak lain.

Studi yang dikerjakan psikolog L Rowell Huesmann, Leonard Eron, serta yang lain temukan anak-anak yang melihat terlampau banyak kekerasan di tv waktu umur SD bakal lebih agresif waktu dia remaja. Riset yang berlanjut sampai anak-anak itu dewasa, temukan anak-anak yang banyak melihat tayangan kekerasan di tv waktu berusia 8 th., bakal lebih mungkin saja di tangkap serta diadili juga sebagai kriminil waktu dewasa.

Melihat tayangan tv dengan adegan kekerasan lalu dikatakan sebagai pemicu anak berlaku agresif. Di masa datang riset lain yang dikerjakan psikoloh Douglas Gentile serta Brad Bushman menyebutkan bila kekerasan di tv cuma satu dari sebagian pemicu seseorang anak mempunyai tingkah laku agresif.